SELAMAT DATANG DI DESA TAMBLANG KEC.KUBUTAMBAHAN KAB.BULELENG.

Sejarah Desa


Berdasarkan Prasasti Sembiran Nomor 351 bertahun 938 icaka diceritakan suatu kerajaan kecil yang berlokasi di Desa Julah, dimana kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Sri Adnyadewi.
Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi daerah sekitarnya sampai jauh kepedalaman yaitu desa yang bernama BAYAN BESTI ( BAYAD ). Bayan Besti ( Bayad ) pada saat itu sudah merupakan desa ( daerah pemukiman ) penduduk yang tata pemerintahannya sudah sangat teratur berkat pimpinan seorang warga PASEK yang diutus oleh DALEM KETUT NGLESIR untuk pergi ke Bali Utara dalam rangka menyatukan penduduk Bali Asli ( Bali Age ). PASEK yang diutus tersebut kemudian menetap di Desa Bayan Besti ( Bayad ) dan langsung mengemban dan langsung mengemban masyarakat disana, karena itulah KETUT PASEK itu terkenal dengan nama KI PASEK BAYAD.
Kemudian diceritakan bahwa Ki Pasek Bayad ini disamping sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Desa Bayan Besti ( Bayad ), beliau juga terkenal sebagai Balian Sakti dan keloktah, serta sangat Dermawan. Pada suatu ketika timbulah suatu huru – hara di Pusat Kerajaan Julah, karena kerajaan tersebut diserang oleh Bajak Laut sehingga kerajaan hancur dan penduduknya cerai berai, kekacauan ini merambat samapi ke Bayad, bahkan para Bajak Laut tersebut memusatkan kekuatannya di Desa Bayad dan membuat markas.
Melihat situasi yang kurang menguntungkan Ki Pasek Bayad sebagai pucuk pimpinan di Desa Bayad merasa kuatir akan keselamatan rakyatnya ( pengikutnya ) sehingga beliau memerintahkan kepada para pengikutnya untuk meninggalkan Desa Bayad, pelarian mereka dari Desa Bayad menuju arah Barat menelusuri hutan belantara.
Pada suatu hari mereka sampai disuatu tempat yang dilalui oleh sebuah sungai yang sangat besar dan airnya deras serta mereka berusaha menyeberangi sungai tersebut, sampai diseberang sungai rombongan ini beristirahat karena sudah merasa aman, karena menempuh perjalanan yang sangat jauh banyak anggota rombongan yang jatuh sakit, maka diutuslah salah satu dari anggota rombongan untuk kembali ke Desa Bayad untuk meminta bantuan obat – obatan kepada KI PASEK BAYAD.
Setelah obat – obatan tersebut diberikan oleh KI PASEK BAYAD utusan tersebut kembali ke tempat rombongan yang ditinggalkan. Pada saat utusan tersebut menyebrangi sungai maka terjadilah musibah sehingga obat – obatan tersebut terlepas dari tangannya dan hilang, utusan tersebut berteriak “ TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, ………….. “ ( obatnya hilang, obatnya hilang, obatnya hilang, ……….. ).
Karena merasa malu dan didorong oleh rasa tanggung jawab atas keselamatan rombongannya maka utusan tersebut tidak mau lagi kembali ke Desa Bayad untuk meminta obat, tetapi beliau bertekad untuk mendapatkan itu dengan caranya sendiri.
Di suatu tempat yang sepi utusan itu bersemedi ( bertapa ) untuk mohon bantuan Ida Hyang Widhi Wasa sedrta mengucapkan kaul ( sesagi ) bahwa apabila beliau mendapatkan kembali obat tersebut beliau berjanji akan menetap pada suatu tempat dimana obat itu ditemukan. Tempat utusan itu bersemedi (bertapa/beryoga) disebut SANTA YOGI (TEMPAT BERSEMEDI SANG SUCI), dari kata tersebut lama kelamaan pengucapanya berubah menjadi SENTUGI yang dikenal sampai saat ini.
Dengan rahmat Ida Sang Hyang Widhi Wasa obat tersebut kembali diperoleh dan dapat menyembuhkan anggota rombongan yang sedang sakit. Setelah keadaan di Julah Desa Bayad. Sesampai di Desa Bayad disampaikan lah segala peristiwa yang dialami oleh rombongan serta diceritakan pula peristiwa tentang obat-obatan tersebut.
Ki Pasek Bayad sangat senang mendengakan cerita tersebut dan sangat setuju akan rencana (sesangi) dari utusan itu untuk kembali, dan membuat pemukiman baru di tempat peristiwa hilangnya obat-obatan tersebut. Maka diperintahkan utusan itu untuk kembali keperistiwa hilangnya obat tersebut bersama-sama rombongannya untuk membuat pemukiman baru.
Karena utusan tersebut adalah utusan Pasek, yang tugasnya adalah memgang/ mengendalikan pemerintahan maka diangkatlah utusan tersebut sebagai kepala rombongan dan langsung nantinya sebagai kepala pemerintahan. Untuk membantu tata upaca adapt maka diutuskanlah seorang pasek keturunan Bendesa yang diberi tugas untuk menjabat sebagai Bendesa( Penyarikan ).
Diperingatkan pula oleh Ki Pasek Bayad untuk memperingati / mengenang tempat peistiwa hilangnya tamba atau obat itu maka tempat pemukiman tersebut harus diberi nama TAMBA HILANG, dari kata Tamba Hlang inilah maka lama kelamaan berubah ucapannya menjadi TAMBLANG. Dinasehati pula agar penduduk Desa Tamba Hilang (Tamblang) untuk seterusnya tidaklupa pada asalnya. Berhubung di Desa Bayad sudah dibangun pura Puseh, bila nanti di desa Tamblang dibangun PURA KAHYANGAN TIGA tidak diperkenankan sekali membuat Pura Puseh baru, jadi jika mau mebakti kepada Bhatara Wisnu (yang beristana di Pura Puseh) Krama desa Tamblang harus dating sendiri ke Pura Puseh yang ada di Desa Bayad.
Diingatkan pula karena Desa Tamblang sebenarnya pindahan dari Bayad selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Julah, ,maka karma desa Tamblang nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti puncak Tunggal (pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat untuk memuja kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Diingatkan pula karena Desa Tamblang sebenarnya pindahan dari Bayad selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung dibawah pemerintah kerajaan Julah, maka Krama Desa Tamblang nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti puncak tunggal ( pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat untuk pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Begitulah pemerintah-pemerintah Ki Pasek Bayad dan kesemuanya itu setelah berdirinya Desa Tamblang bentul-bentul ditaati oleh kedua keturunan Pasek yang diberikan tugas untuk memegang kekuasaan atau pemerintahan dan memegang pelaba desa (Bendesa/Penyarikan).
Setelah bejalan beberapa lama keadaan di pemukiman baru (Desa Tamblang) sudah semakin tentram dan sejahtera, maka dipandang perlu oleh kedua pemimpin untuk menyusun rencana-rencana pembangunan.
Karena perkembangan jaman desa ini kemudian menjadi Desa Administrasi yang disebut dengan Desa Tamblang, yang terdiri dari tiga desa pakraman yaitu Desa Pakraman Tamblang, Desa Pakraman Tangkid dan Desa Pakraman Kelampuak serta dibagi menjadi Lima Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Kelampuak, Banjar Dinas Tangkid, Banjar Dinas Kaja Kangin, Banjar Dinas Kaja Kauh dan Banjar Dinas Kelod Kauh.